Senin, 18 Januari 2010

ATM Bonus

Ini cerita dari seorang Ibu yang mengantar anaknya kuliah dan mencari Kos di luar kota, tahun ajaran baru yang lalu.

Setelah berkeliling kampus, termasuk makan di kantin, naik angkot, dan belanja macam- macam untuk kebutuhan sang Putri di perantauan, mereka berdua istirahat di kamar kos yang adem. Sambil istirahat, mereka mulai berdiskusi serius tentang kebutuhan si Anak per bulan. Si Ibu meminta anak menuliskan semua kebutuhannya. Mulai makan, transportasi, alat - tulis dan fotokopi, pulsa handphone, langganan modem, dll. "Anggaran jalan - jalan nggak kamu tulis?" tanya si Ibu. "Apa kamu mau ngerem aja di kamar kalau malam minggu?" Si Anak tersenyum kegirangan, lalu melanjutkan menulis.

Setelah rencana anggaran jadi, sang Ibu pun mengoreksi di sana - sini. Di sini mulailah terdengar protes si Anak, disambut penjelasan sabar si Ibu, protes lagi, begitu seterusnya hingga rencana anggaran final. "Oke..," kata si Ibu "Ini anggaran untuk kamu sebulan. Untuk bulan ini Ibu berikan cash. Bulan berikutnya, Ibu akan transfer ke rekening kamu setiap awal bulan." si Anak mengangguk puas.

"Lalu ini...," kata si Ibu sambil mengeluarkan sebuah kartu, "Kartu ATM Ibu, siapa tahu anggaranmu membengkak.." Mata si Anak langsung membulat kegirangan, napasnya sampai sesak."Wow..," pikirnya.." Ditinggalin kartu ATM?!!? Serius niii??"

Si Ibu tersenyum lalu mengulang, "Begini.. ini kartu ATM Ibu, siapa tahu kamu perlu uang lebih, anggaranmu membengkak.. Tapi.." si Ibu tersenyum jenaka.

"Tapi apa Bu?," sergah si Anak tak sabar lagi.
"Kalau sampai akhir semester nanti kamu tidak menanyakan PIN kartu ini, artinya kamu tidak memerlukan uang lebih, pengeluaranmu terkendali, kamu akan mendapat Bonus ..."

"Yahhh, Ibu.. kirain...," teriak si Anak sambil tersenyum malu.
"Kirain mau dibawain kartu ATM ya... pokoknya kalau kamu tidak menanyakan PIN kartu ATM itu hingga akhir semester, kamu dapat Bonus,.. Deal?" tantang si Ibu.
"Deal!"

Singkat cerita, waktu berjalan dan akhir semester pun tiba. Si Anak memenangkan Bonus sesuai tantangan si Ibu. Rahasianya? Menurutnya, setiap kali dia membuka dompetnya, dia selalu melihat kartu ATM milik Ibunya, dan otomatis teringat tantangan Ibunya. Hasrat berboros - boros ria pun mereda.

Smart Mom.. :) :)


Minggu, 17 Januari 2010

Sabtu, 16 Januari 2010

Cemburu

Percakapanku dengan dua orang perempuan.

"Mbak.. masak dia itu perhatian banget sama Aisyah*.."
"Iya.. waktu itu ada telepon, ternyata dari Aisyah, langsung aja dia tu ninggalin kita semua, katanya Aisyah ngga enak badan, jadi pulang awal dari kantornya. Udah gitu, dia kelihatan cemaas bangeeet.."
Serentak, "Huhhh.."

"Hehe..Jadinya kalian cemburu niih..?" tuduhku sambil cengengesan.
"Ya nggak gitu.. tapi kok norak banget gitu, kita yang mudaan aja nggak gitu - gitu amat.."
"Iya.. mana dia suka beliin bunga lagi buat Aisyah.."

"Kok tahu?" selidikku.
"Lha iya lah, temenku ada tuh yang sekantor sama Aisyah, setiap bulan dia kirim bunga buat Aisyah. Bahkan kadang - kadang sebulan lebih dari dua kali.."

"Wah topp.." Pujiku..
"Waktu itu dia pakai parfum yang nggak biasanya, aromanya segar, terus aku tanya parfumnya baru ya? Katanya Iya, Aisyah suka kalau saya pakai ini.. Huhh."
"Ditanya parfum saja kok mesti bawa nama Aisyah.."

"Wah.. topp banget, Beruntung banget ya, Aisyah?" kataku spontan. Mau bilang apa lagi?
Kedua perempuan itu mendelik ke arahku seakan tidak rela.
Aku buru - buru pamit sambil cengengesan.

Bagaimana nggak cengengesan coba..
Dia, yang mereka sebut - sebut itu memang ganteng, smart, nggak terlalu muda sih.. tapi tetap mempesona.. pantas saja kalau mereka cemburu dengan perhatiannya yang berlimpah ke Aisyah.

Sedangkan Aisyah? Ya, pantas saja kalau dia yang selalu disebut sebut itu membanjiri Aisyah dengan perhatian, dengan bunga, dengan sms - sms mesra..

Lha wong Aisyah itu ISTRInya... dan mereka berdua telah dikaruniai lima orang anak yang sehat!

Note:
*Aisyah, bukan nama sebenarnya.
Gambar dicomot dari sini

Senin, 11 Januari 2010

Bagaimana Menyadarkan Perokok yang Egois ?


http://www.facebook.com/home.php?#/notes/widodo-judarwanto/bagaimana-cara-menyadarkan-perokok-yang-egois-/263559613688
Merokoklah, tapi jangan menyiksa orang lain dengan asapnya!
===================================================

Suatu siang yang terik tampak di suatu restoran penuh asap rokok mengepul. Beberapa perokok, mengepulkan asap rokok berfilter dengan wajah tanpa dosa. Padahal, di ruangan ber AC tertutup, banyak orang bukan perokok menghisap asap rokok tersebut tanpa filter di mulut. Bahkan, terdapat banyak anak usia balita bahkan ibu hamil.

Di pojok ruangan seorang Ibu gelisah ketika anak seusia 3 tahun terbatuk-batuk terkena asap rokok tersebut. Saat sang perokok diberitahu dengan sopan bahwa asapnya menganggu anaknya, dengan wajah kaku si perokok berkata : di sini tidak ada tanda di larang merokok, bu !. Beruntunglah si Ibu, ketika seorang lelaki bertubuh besar di meja lain dengan gemas ikut mendamprat sang perokok untuk segera mematikan rokoknya. Kontan saja, api rokok tersebut langsung dimatikan.

Saya yang saat itu melihat kejadian tersebut dari kejauhan, juga tampak tergerak untuk memberikan atensi kepada banyak bukan perokok yang saat itu jadi korban asap rokok orang lain. Saat membayar tagihan makan, saya berkata dengan si kasir untuk menemui manager on duty saat itu. Ketika si manager berdasi dan berpotongan rambut profesor datang dengan ramah menyambut. Dengan sopan saya mengingatkan bahwa sebaiknya di pasang tanda dilarang merokok di ruangan restoran ini. Dengan wajah ditekuk, si manager berkilah bahwa di ruangan ini memang tidak ada larangan merokok. Waduh repot juga si manager, tampang profesor tapi kepedulian dan wawasannya kosong.

Pura-pura tidak tahu ?

Para perokok di restoran dan sang manager tersebut apakah kurang wawasan atau memang pura-pura tidak tahu ? Apakakah mereka benar tidak tahu bahwa, perokok pasif juga sangat berbahaya. Penelitian yang terbaru juga menunjukan adanya bahaya dari second hand smoke yaitu asap rokok yang terhirup oleh orang-orang yang bukan perokok karena berada disekitar perokok juga bisa disebut perokok pasif.

Banyak penelitian yang membuktikan perokok dan perokok pasif cenderung sama dalam meningkatkan resiko timbulnya berbagai penyakit, seperti penyakit jantung dan penyakit ganggguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronkitis, tekanan darah tinggi, impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin. Anak-anak dengan perokok pasif juga beresiko tinggi mengalami SIDS (Sudden Infant Death Syndrome atau kematian bayi mendadak tanpa sebab), infeksi saluran napas, memperburuk asma, infeksi telinga, dan resiko seperti di atas 10 kali lipat lebih mudah terjadi dibandingkan pada anak yang bukan secondhand smoke

Kandungan dalam asap sebatang rokok yang dihisap tidak kurang dari 4000 zat kimia beracun. Zat kimia yang dikeluarkan ini terdiri dari komponen gas sekitar 85 persen dan partikel. Nikotin, gas karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolein, asetilen, benzaldehid, urethan, benzen, methanol, kumarin, 4 etilkatekol, ortokresol dan perylene adalah sebagaian dari beribu-ribu zat didalam rokok. Komponen gas asap rokok adalah karbonmonoksida, amoniak, asam hidrosianat, nitrogen oksida dan formaldehid. Partikelnya berupa tar, indol, nikotin, karbarzol, dan kresol. Zat-zat ini beracun, mengiritasi dan menimbulkan kanker (karsinogen).

Perokok pasif juga beresiko tinggi mengalami komplikasi atau sukarnya penyembuhan luka setelah pembedaan termasuk bedah plastik dan rekontruksi, operasi plastik pembentukan payudara dan operasi yang menyangkut anggota tubuh, bagian bawah.

Salah satu penelitian menyebutkan, efek rokok selama kehamilan pada anak baru akan hilang setelah anak berusia 14 tahun. Dan setelah dewasa mereka pun cenderung untuk merokok juga. Menurut penelitian terbaru menunjukkan orang tua yang merokok mungkin akan mengakibatkan anak-anak mereka berisiko ketergantungan nikotin. Penelitian di Kanada tersebut menunjukkan bahwa orangtua yang merokok di sekitar anak-anak mereka dalam mobil dan rumah bisa memicu gejala ketergantungan nikotin pada anak-anak, karena mereka semakin terpapar asap karena perokok pasif. “Peningkatan paparan perokok pasif , baik di dalam mobil dan rumah, dikaitkan dengan peningkatan resiko anak-anak mengalami gejala-hhgejala gejala-gejala ketergantungan nikotin, meskipun anak-anak ini tidak pernah merokok,” demikian dikatakan Dr Jennifer O’Loughlin, seorang profesor di Universite de Monteal Departemen Sosial dan Preventive Medicine dan seorang peneliti di Pusat Hospitalier de l’Universite de Montreal.

Diperkirakan, merokok di awal kehamilan meningkatkan perilaku agresif pada si anak kelak sebanyak 25%. Bila si ibu merokok saat anaknya berusia 5 tahun, angka tersebut meningkat 16%, menjadi 41%. Secara signifikan terbukti, anak-anak dari ibu yang menghisap lebih dari setengah bungkus rokok per hari saat hamil cenderung mengalami gangguan perilaku dibandingkan dengan anak-anak dari ibu bukan perokok. Gangguan perilaku yang timbul pada anak dari ibu yang merokok pada saat hamil adalah: cengeng, terlalu penakut, cemas atau gelisah, antisocial, menarik diri, tidak bisa bergaul dengan orang lain, sulit bergaul dengan sebayanya, sulit konsentrasi, gangguan atensi, tidak dapat duduk tenang, hiperaktif, koordinasi tubuh buruk, canggung, selalu mendebat, tidak patuh, keras kepala, pemarah, emosi cepat berubah, penggugup, gangguan belajar terutama pada bidang matematika dan bahasa, lebih lambat menerima pelajaran dan hasil tes lebih rendah. Hal buruk yang lain adalah secara fisik, anak-anak yang semasa dalam kandungan terpapar asap rokok bertubuh lebih pendek serta memilki volume otak lebih kecil. Jadi relakah, bila anda atau anak anda yang tidak merasakan nikmatnya rokok ikut merasakan bahayanya asap rokok ?

Itulah wajah kecil masyarakat kita yang masih harus berbenah. Seharusnya tanpa rambu peringatan dilarang merokokpun seharusnya mereka sadar. Tapi, jangankan tanda dilarang merokok, Perda dilarang merokok di tempat umum saja dilanggarnya. Dengan menghela napas kita juga maklum perilaku perokok. Seorang perokok pasti tidak peduli dengan kesehatan diri sendiri, apalagi kesehatan orang lain di sekitarnya pasti lebih diabaikan.

Seharusnya di bungkus rokok ditulis ; “SAAT ANDA MEROKOK, HARGAILAH KESEHATAN ORANG LAIN DI SEKITAR ANDA”. Bila itu sudah dilakukan tapi perokok masih bandel, maka sudah saatnya semua perokok pasif harus lebih keras mengingatkan perokok yang egois dan bebal saat merokok di tempat umum. Bila itu sudah dilakukan tapi perokok masih bandel, maka sudah saatnya semua perokok pasif harus aktif mengingatkan dengan keras kepada perokok yang egois dan bebal saat merokok di tempat umum. Sewajarnya harus bertindak lebih keras, saat kita dan nyawa anak kita ikut terancam akibat ulah para perokok yang egois.


Dr Widodo judarwanto SpA



Provided by
SAVE CHILDREN FROM SMOKE
Yudhasmara Foundation

OUR KIDS ARE THE FUTURE. PROTECT OUR KIDS. DON’T SMOKE AROUND KIDS. http://savechildfromsmoke.wordpress.com/,
Copyright © 2009, Save Our Children from Smoke Network Information Education Network. All rights reserved