Selasa, 02 Desember 2008

Sepeda Listrik ternyata Harus Dilengkapi STNK dari Polri


http://222.124.164.132/web/detail.php?sid=185095&actmenu=36
Kemarin pagi, sambil nyeruput kopi, sembari menunggu panggilan alam untuk "download", saya baca - baca koran pagi..hehe.. nikmat banget yaa? Nhaa.. ternyata ada yang menarik, bahwa sepeda elektrik, yang diam - diam lagi saya pertimbangkan untuk dibeli, ternyata perlu dilengkapi STNK. Padahal menurut para penjualnya, sepeda listrik tidak perlu STNK. Kok aneh ya? masak si peraturan ini tidak disosialisasikan ke para penjual sepeda listrik? Bakalan banyak yang kena tilang nii....

Selengkapnya saya kopipas beritanya di bawah ini:

==================================================

02/12/2008 08:44:17 WONOSARI (KR) -
Penggunaan sepeda bertenaga listrik, di jalan raya tetap harus mematuhi aturan perundang-undangan yang berlaku. Sekalipun dalam pengoperasiannya tidak menggunakan bahan bakar minyak, tetapi sepeda listrik tetap menggunakan motor penggerak sehingga dikategorikan sebagai jenis kendaraan bermotor.

Dalam pelaksanaannya, telah diatur dalam Undang-Undang Lalu Lintas Jalan Raya No 14/1992 dan dipertegas lagi melalui PP No 44/ 1993. Di mana sepeda yang menggunakan motor penggerak bertenaga dinamo/ listrik dengan kecepatan 20 kilometer/jam harus dilengkapi STNK dan atau surat keterangan dari Polri.

Demikian penjelasan Kasatlantas Polres Gunungkidul AKP Catur Gatot Effendi SIK didampingi Kaur Binops Satlantas Iptu Polwan Sukasih menanggapi keluhan salah seorang pemilik sepeda listrik yang kena tilang sebagaimana dilansir KR Senin (1/12) di halaman 6 yang ditemui di kantornya, Senin (1/12).
Diungkapkan, sosialisasi UU Lalu Lintas Jalan Raya No 14/1992 sebenarnya sudah dilakukan dalam berbagai kesempatan. Sedangkan menyangkut masalah sepeda listrik sekalipun sudah dilakukan tetapi belum secara menyeluruh. Dengan adanya keluhan masyarakat seperti ini kepolisian akan merespons positif agar dalam pelaksanaan tugas di lapangan tidak timbul permasalahan.

Kepada masyarakat, Kasatlantas AKP Catur Gatot Effendi SIK menyatakan terima kasih dengan adanya masukan dan menjadi konsekuensi bagi jajarannya untuk meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat secara luas. Baik menyangkut penyuluhan bidang kelalulintasan secara umum maupun khusus.

Dipaparkan, kesadaran masyarakat pengguna jalan dalam mematuhi aturan berlalu lintas sampai penghujung 2008 ini cukup tinggi. Indikator tersebut dikuatkan dengan data pelanggaran yang dari waktu ke waktu mengalami penurunan. Pertengahan tahun lalu jumlah pelanggar lalu lintas khusus pengendara motor mencapai 200 pelanggar lebih. Mulai dua bulan terakhir menurun dan rata-rata di bawah angka 100 pelanggar. Begitu juga angka kecelakaan lalu lintas yang jika dibanding tahun lalu mengalami penurunan cukup drastis.

Khusus di jalan rawan kecelakaan Yogya-Wonosari tahun ini, tercatat 4 korban. Sementara tahun lalu mencapai belasan orang tewas di sepanjang jalan tersebut. Menurunnya jumlah korban kecelakaan baik secara kuantitas maupun kualitasnya kini terus dievaluasi dan diupayakan akan terus ditekan dan diupayakan pencegahan agar kecelakaan tidak meminta korban jiwa.(Bmp)-z

Foto diambil dari sini

36 komentar:

  1. kalau baca di detik, satlantas jakarta siy tetep menganggap sepeda listrik sebagai "sepeda" dan tidak perlu STNK
    harusnya ada sosialisasi di jogja jika memang ada kebijakan harus menggunakan stnk

    BalasHapus
  2. ini link yg di detik = http://jkt6b.detiksport.com/read/2007/07/10/080530/802873/10/sepeda-motor-listrik-perlu-sim-stnk-nggak-sih

    ada petikannya :
    Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Nurachman menyatakan, motor listrik seperti itu masuk kategori sepeda listrik dan bukan kendaraan bermotor. "Itu cuma sepeda kecil. Jadi ya tidak perlu STNK atau BPKB," ujarnya pada detikcom, Senin (9/7/2007)
    Saat ditanya apakah sudah ada aturan tertentu tentang motor listrik ini, Nurachman menyarankan agar menghubungi Polda saja.
    Sedang Kabag Registrasi dan Identifikasi Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Giri Purwanto menyatakan, sampai saat tersebut kendaraan itu masih dikategorikan sebagai sepeda elektrik. "Jadi belum ada ketentuan yang mengharuskan untuk didaftar (mendapatkan STNK)," ujarnya pada detikcom

    BalasHapus
  3. wah.. brati aturannya berbeda dari satu daerah ke daerah lain...
    jadi yang berlaku di jogja yang mana ya?

    BalasHapus
  4. gitu yaa? *menyimak*
    iyalah, kecepatannya maksimal juga cuma 30 km/jam :)

    BalasHapus
  5. membingungkan gitu peraturannya,beda2 tiap daerah.

    BalasHapus
  6. memang ada perbedaan antara undang-undang dgn juklak pak Polisi mBak.
    Klo undang2nya, setiap kendaraan BERMOTOR atau yg digerakkan dgn MOTOR .... berarti tidak ada batasan, motor jenis apa yg dipakai. Tapi klo menurut Pak Polisi, yg dikenakan STNK adalah yg kapasitas mesinnya 50cc ke atas ... lha motor listrik ini gak ada ukuran cc-nya, jadi ya gak kena aturan ... bingung ya?

    BalasHapus
  7. iya nih.. kalo penjualnya si bilang gak perlu..

    BalasHapus
  8. wuaaaaa....bayar palak..eh salah maaf..bayar pajak juga ni yah...haduuuh... :D

    BalasHapus
  9. kandani tuku perahu karet wae, murah tur gratis bebas cegatan :p

    BalasHapus
  10. bagaimana dengan becak yg dipasangi bekas mesin motor?

    BalasHapus
  11. atau motor yang dimodifikasi pakai pedal kayuh? hehehehehehehehehe

    BalasHapus
  12. pak polisi sendiri kayaknya masi bingung...

    BalasHapus
  13. oo... gitu.. lha pak polisinya manut yang mana? apa kita harus bawa copy undang2 kemana2 yaa? :D

    BalasHapus
  14. weekk.. ha mbok nglangi wae faann.. kowe ra iso too? :p

    BalasHapus
  15. emang adaaaa? :D berat dooong.. :D

    BalasHapus
  16. sama - sama.. info membingungkan nii...

    BalasHapus
  17. wah peraturan belum disosialisasikan kok wes ono sing kena tilang...


    itulah polisi indonesia bagaikan dewa di jalanan.......

    BalasHapus
  18. lha nek aku sing ditilang, pulisine sido tak thuthuk nganggo pipa ledeng *koyo' wani ae*

    BalasHapus
  19. wah padahal aku niat beli sepeda listrik :((

    BalasHapus
  20. selak nggo riyoyo kurban be'e.. :D

    BalasHapus
  21. whaa.. pak pulisi kalah sereeem..

    BalasHapus
  22. hehe.. males genjotnya..
    *pemalas mode on*

    BalasHapus
  23. wheee.. Asih mbonceng aku ra ketok seko ngarep

    BalasHapus
  24. mungkin ini berlaku untuk skuter listrik (sepeda listrik yang bentuknya betul-betul mirip skuter). kalau sepeda listrik seperti punya shanti, polisi kayaknya kurang ngeh bahwa itu sepeda listrik, karena bentuknya benar-benar seperti sepeda.

    BalasHapus
  25. semoga sepeda onthel tidak harus dilengkapi STNK dari Polri...

    BalasHapus
  26. Bayar pajak terus utang negara kga lunas2 duit ny nyangkut di mna..?

    BalasHapus
  27. coba dicermati, pelajari dan pahami...
    sepertinya peraturan di indonesia pasti yg berubah/direvisi demi keuntungan beberapa pihak ya... mungkin karna motor listrik bisnis yg lumayan untuk nambah pemasukan (pajak) 😁

    BalasHapus
  28. Kalao kecepatan maksimal 30km/jam kayaknya tidak perlu sim atau stnk

    BalasHapus