Senin, 14 November 2011

ICIUM 2011, here I am


http://icium2011.wordpress.com/
Setelah masa persiapan yang penuh huru-hara, mulai dari produksi poster yang heboh (ada yang nitip nge-print, galak lagi..) sampai jadual submit proposal thesis yang tiba-tiba maju (pengumuman berlaku surut, elok tenaan..), yang berakibat jadual keberangkatan yang sudah disusun rapi jali jadi berantakan...

Maka kini here I am, di Antalya, tiba dengan sehat sentosa, tak kurang suatu apa, kecuali "sedikit" kedinginan. Alhamdu... lillah. :)

Hari pertama (Minggu siang) diisi dengan check in akomodasi, registrasi dan pemasangan poster. Lancar jaya. Sementara kedua teman saya berjalan-jalan di seputar hotel Minggu sore, saya terkapar dengan nikmat, membayar utang tidur sejak Jumat pagi.

to be continued...

Senin, 24 Oktober 2011

Terima Kasih atas doa dan dukungannya...

Friends..
Terima kasih atas doa dan dukungan yang begitu deras kami terima selama mas Amir dirawat di rumah sakit Tebet, Jakarta, 26 September - 12 Oktober 2011. Usaha keras tim RS Tebet, dengan dorongan doa yang tidak putus-putusnya dari Teman-teman, sanak saudara, serta dari orang-orang yang bahkan tidak kami kenal, telah meringankan sakit dan insya Allah membawa kesembuhan bagi mas Amir.

Terima kasih untuk Mbak Rinita, Maztrie "Gotrek", Mbah Marto, yang meluangkan waktu untuk datang ke Rumah sakit dan ke rumah. Mbak Rinita, terima kasih telah mengabarkan pesan dari Beliau ketika saya masih berada di Kuala Lumpur.. Gotrek, thx mau menemani saya di ruang tunggu ICU seharian, Mbah Marto, thank's for being there. Idaman, thank's for picking me up at the airport and being with me all the way to the hospital.

Kini mas Amir telah kembali melakukan kegiatan sehari-hari di rumah (daerah Pengadegan), ADL (Activities of Daily Living) kembali normal, semangat hidupnya tetap menyala-nyala seperti biasa, tidak redup sedikitpun, bahkan ketika masih terbaring di ICU.

Diet ketat dengan makanan yang "liver-friendly", serta skedul pengobatan dan kontrol yang ketat kini menemani Beliau sehari-hari. Selain itu, kini hari-harinya juga diisi dengan memburu dan melahap habis buku-buku dan berbagai literatur tentang NASH (Non-Alcoholic Steatohepatitis), NAFLD (Non-Alcoholic Fatty Liver Disease), dan Cirrhosis Hepatis.

"Tujuh belas hari di rumah sakit memberi saya banyak pelajaran tentang begitu kompleksnya berbagai mekanisme dalam ciptaan Allah bernama tubuh manusia.." (Amir Husin Daulay)

Foto: Ciuman untuk Ahade, dari Qaisar

Senin, 19 September 2011

Kopdar Yuk.. Nanti malam di momento!

MPers Jogja atau yang kebetulan pas ada di Jogja, kopdar yuk, nanti malam, Selasa 20 september 2011 pk 19:00 (mulainya, bubarnya ya tergantung daya tahan masing-masing) di kafe Momento, Prayan, jalan Jembatan Merah dekat Gejayan, Jogja.

Siapa saja yang akan datang?
1. Merlyna (I'd merlyna, ini bintang tamunya, jauh-jauh datang dari Tempe, Arizona)
2. Difla (I'd difla, nah kalau ini penguasa Momento.. )
3. Shanti and the gank (I'd myshant, Mamanya Iyog & Bram, siapa yang belum kenal?)
4. Wiwit (I'd ardhanamesvari, ibunya Princess Vari -weh lama gak ngempi yo wit? )
5. Reny (I'd renypayus, mamanya Rafa, no comment.. Ndhak nesu)
6. Harry van Jogja (becaker gaul.. Seleb penulis buku the becak way)
7. Ayik (I'd cangkirkopi.. Ini cowo lho!)
8. Aku - kayaknya kalo udah woro2 terus ga dateng ki kok piye..

So.. Datang yaa.. Acara ya biasa, kenalan bagi yang belum kenal, terus ngobrol sampe ngoyot.. :)

Jumat, 26 Agustus 2011

Lagi, seorang profesor terbukti menjiplak


http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=101562
Rabu, 24 Agustus 2011 , 19:30:00
Terbukti Plagiat, Gelar Profesor Dicopot

JAKARTA--Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), Djoko Santoso mengatakan, Guru Besar Universitas Riau (UNRI), Prof II, terbukti melakukan plagiarisme dalam membuat buku berjudul Sejarah Maritim. Buku dimaksud merupakan jiplakan dari buku Budaya Bahari karya Mayor Jenderal (Marinir) Joko Pramono tahun 2005.

"Beberapa waktu lalu, saya sudah meminta Rektor UNRI untuk datang ke Jakarta guna menyelesaikan masalah tersebut. Menurut informasi yang ada saat ini, guru besar yang tersangkut masalah ini dikenakan sanksi penurunan pangkat dan jabatan fungsional. Ini berat sanksinya," ungkap Djoko ketika ditemui di Gedung Kemdiknas, Jakarta, Rabu (24/8).

Berdasarkan analisa dan melihat berbagai pertimbangan akademik, sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi, maka diusulkan bahwa yang bersangkutan dijatuhkan sanksi. Hukumannya berdasarkan Pasal 12 Ayat (2) huruf (d). Pasal itu berisikan hukuman penurunan pangkat dan jabatan akademik/fungsional. Kasus ini, dinilai ada kelalaian dan unsur kesengajaan yang bersangkutan dalam menerbitkan buku Sejarah Maritim. Apalagi buku itu dijual untuk umum.

Menurut Djoko, meskipun sanksi yang terberat adalah diberhentikan, akan tetapi jika gelar guru besar diturunkan jabatan fungsionalnya itu, maka tidak bisa disebut sebagai guru besar. "Nah, kalau diturunkan seperti ini, maka bukan Profesor lagi. Jadi tidak ada gelar apa-apa lagi. Misalnya namanya Profesor A, maka sekarang namanya hanya A dan tidak pakai gelar Profesor lagi. Selain itu, haknya juga menjadi turun satu level di bawahnya, atau menjadi Lektor Kepala," tukasnya.

Djoko menilai, tindakan plagiat yang dilakukan guru besar UNRI tersebut memang melanggar. Pasalnya, benar-benar hampir sama, dan hanya diganti judul dan nama penulisnya saja." Ya plagiat semua, plek plek itu, dia kan plagiat apakah sebagian atau seluruhnya sama aja," seru Djoko.

Mantan Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) ini menjelaskan, kasus ini harus menjadi suatu pelajaran bagi semua pihak, di mana sejak anak-anak harus dibiasakan memiliki karakter yang baik. Sehingga, sejak dini sudah memiliki jiwa tidak suka mencontek dan menjiplak. "Kalau dari kecil sudah terbiasa nyontek, maka ke depannya di dalam akademik bisa menjadi plagiat. Bahkan di birokrasi juga bisa menjadi koruptor. Oleh karena itu, sedini mungkin kita harus bisa menegakkan karakter baik dan selalu berpikir secara positif," imbuhnya.

Lebih lanjut Djoko menambahkan, ada beberapa cara yang wajib dilakukan dalam menyusun suatu karya tulis. Sehingga, pada saat mengutip suatu tulisan dari pihak lain, tidak dicap plagiat. Ia mencontohkan, misalnya kita mengutip tulisan si AA, maka kita harus menyebutkan nama si AA di samping kalimat kutipan yang kita gunakan.

"Harus ditulis, namanya AA, penerbitnya apa dan tahun berapa. Kalau caranya begitu, tidak apa-apa dan sah-sah saja. Gampang kok. Referensi di halaman belakang lalu catatan kaki di bawah. Intinya, menulis sumbernya, itulah tata cara menulis yang baik," tambah Djoko.

Hanya saja, Djoko menegaskan, masalah ini tidak termasuk ke dalam masalah kriminal. Hal ini disebabkan karena masih berada di lingkungan akademik. "Masalah plagiat itu bukan kriminal. Dan untuk sanksi selanjutnya, secara resmi belum dilaporkan ke pusat (Kemdiknas). Maka nanti akan kita lihat lagi peraturannya, karena pemberian sanksi ini memang harus lebih hati-hati," ujarnya. (Cha/jpnn)
---------------------------------------------------------------------------------

Memalukan........
Benarkah ini bukan perbuatan kriminal?
Menjiplak buku dan menjualnya untuk umum?

sebelum dibilang menjiplak, foto diambil dari:http://www.wornthrough.com/blog/wp-content/uploads/2009/02/bart-plagiarism.bmp :)

Selasa, 02 Agustus 2011

Pertanyaan Fadel :)

Habis buka hari pertama, jam setengah tujuh saya mengeluarkan motor dari rumah. Eh, ada Fadel, anak sebelah rumah yang sekarang sudah tinggi besar meskipun sudah kelas 3 SD.
Langsung dia bertanya,

"Bu Hida mau ke mana?"
Saya senyam - senyum saja.. wong mau janjian makan sama Kang Harry.
Lanjutan percakapan:


F (Fadel) : "Mau tarawih ya?"
H (Hida): "Iyaaa.. " (bohooooong....)
F: "Kemana masjidnya..?"
H: "Di sana.. jauh..."
F: "Dekat UGM?"
H: "Iyaaa.."
F: "Nanti pulang jam berapa?"
H: "Jam sebelas."
F: "Ooo.. jam sebelas.. nanti pulang malam - malam ada yang nganterin nggak? Jauh lho..."

Waw... mau dijawab apa coba....

Minggu, 20 Maret 2011

Bupati Pidato, Camat Tonton Video Porno


http://regional.kompas.com/read/2011/03/20/12230892/Bupati.Pidato.Camat.Nonton.Video.Porno
Norak..!

==========================================
MALANG, KOMPAS.com — Tingkah para pejabat kini semakin aneh saja. Mereka seolah tak sadar ada etika dan kepatutan yang mesti dijaga. Seperti terjadi di Kabupaten Malang, saat bupati berpidato, dua camat malah asyik menonton video porno. Terlalu!

Peristiwa yang terjadi di sela-sela sidang paripurna pembahasan empat rancangan peraturan daerah (raperda) di Gedung DPRD Kabupaten Malang, Senin (14/3/2011), itu tidak sengaja terekam kamera wartawan yang meliput dari balkon. Namun, kasus itu baru terungkap pada Jumat (18/3/2011).

Entah, mungkin terlalu jenuh karena lama mendengarkan pidato pandangan Bupati Rendra Kresna dan fraksi-fraksi, di sela-sela acara serius itu, dua camat dan seorang pejabat setempat mencari hiburan dengan menonton film porno.

Awalnya, salah satu oknum camat yang baru dilantik pada 7 Januari 2011 lalu itu tiba-tiba mengeluarkan sebuah BlackBerry (BB) dari saku celananya. Entah siapa pemilik BB tersebut, tak berapa lama, ia kemudian memutar sebuah file film porno.

Dasar mungkin karena punya pikiran yang sama, camat yang berada di sebelahnya rupanya tak mau ketinggalan. Ia kemudian memindahkan pandangannya dari sudut depan, tempat Bupati Rendra berpidato, ke arah film tersebut. Begitu juga pejabat sebelahnya. Dengan demikian, kompaklah ketiganya menikmati film tersebut.

Deretan tempat duduk para pejabat negara itu kebetulan memang hanya diisi oleh empat orang sehingga tak sampai menimbulkan kegaduhan.

Ketiganya terlihat asyik menonton, meski sekilas seperti memerhatikan pembahasan raperda.

Seorang pejabat di sebelah camat pemilik BB itu sempat mengingatkan dengan cara menepuk tangannya agar tidak menunjukkan video itu. Dia juga tampak berusaha meminta agar film di BB itu segera dimatikan. Apalagi di belakang tempat duduk mereka juga ada pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) lainnya yang serius mendengarkan raperda.

Namun, camat tersebut terlihat masih asyik. Maklum, cara menonton film itu memang tidak mencolok. Sang camat memperlihatkannya di bawah meja. Namun, karena layar ponsel itu lebar, maka gambarnya juga sangat jelas. Oleh karenanya, tiga pejabat di satu deret tempat duduk itu bisa nonton bareng.

Mungkin karena sudah selesai, camat pemegang ponsel yang diduga berasal dari Malang di bagian timur ini tak lama kemudian mematikan film. Ia keluar dari ruangan menuju kamar kecil dan tidak kembali lagi.

Bupati Malang Rendra Kresna pun sangat menyesalkan kejadian itu. "Seharusnya pembahasan raperda disimak karena itu juga penting bagi mereka. Saya tidak memungkiri kalau ada individu yang pasti memiliki koleksi film seperti itu di ponselnya. Namun, kalau memutar film itu dalam sidang paripurna, ya salah tempat," kata Rendra Kresna menjawab Surya, Jumat malam.

Ia menyatakan, kesalahan ada pada masalah etika. Tidak seharusnya pejabat publik melakukan hal itu di gedung wakil rakyat, saat membahas masalah serius.

Rendra mengatakan, empat hal yang dibahas saat itu merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Malang yang harus diketahui para pejabat yang hadir dalam sidang itu.

Dari rekaman gambar yang diperoleh wartawan, tidak bisa dipastikan apakah Rendra sudah pasti mengetahui sosok yang dimaksud. Namun, dia memastikan akan memberikan sanksi kepada ketiga pejabat yang menonton film biru di ruang sidang. "Nanti biar ditangani oleh Inspektorat Kabupaten Malang," katanya.

Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Malang Purnomo Anwar berpendapat, sidang paripurna yang dimulai pukul 10.00 hingga 14.00 itu merupakan forum resmi yang harus disimak secara serius. Apalagi saat itu semua pejabat hadir, seperti bupati, wakil bupati, sekda dan para asistennya, pimpinan SKPD, serta semua camat dan pimpinan DPRD. Ini menunjukkan pentingnya acara itu.

"Memang kadang-kadang kalau kelamaan acaranya, timbul rasa mengantuk dan bosan. Itu manusiawi sekali. Tapi kalau sampai memutar film seperti itu di ruang sidang ya enggak etis," cetus politisi dari Partai Golkar ini.

Pengamat sosial dari Universitas Negeri Malang (UM), Marthein Pali, menilai, perilaku yang dilakukan camat dan pejabat tersebut merupakan hal tak terpuji. Apalagi mereka adalah pejabat negara. "Sebenarnya, ini masih dalam taraf kewajaran. Hanya, mengapa mereka melakukannya tidak pada tempatnya, yakni sewaktu mengikuti sidang paripurna DPRD Kabupaten Malang," katanya.

Dia mengatakan, menonton film porno dalam situasi seperti sekarang bukan barang yang aneh lagi. "Yang salah, dia tidak bisa menempatkan dirinya, itu saja," kata pria yang juga menjabat sebagai Direktur Pascasarjana UM ini.

Menurutnya, menonton video porno lewat ponsel saat sidang menunjukkan sang pejabat tidak memiliki komitmen terhadap profesinya. "Sebab, dia kan sedang berada dalam ruang sidang yang di sana juga dihadiri Bapak Bupati. Apalagi ini sidang untuk kepentingan rakyat," katanya.

Meski demikian, apa yang dilakukan oleh pelaku dengan menonton video porno tidak pada tempatnya ini, di mata Martheil, juga imbas dari makin modernnya teknologi. Jika ponsel dengan fasilitas video tidak pernah ada, barangkali perilaku menonton video di tempat sidang dan tempat lainnya tidak bakalan terjadi.

Apa yang terjadi di Malang boleh jadi memang manusiawi. Juli lalu, hal serupa juga terjadi di Lampung. Saat Bupati Way Kanan Tamanuri membacakan laporan keterangan pertanggungjawaban akhir masa jabatan, enam oknum camat asyik menonton video porno yang diperankan artis Indonesia.

Meski demikian, tentu saja ini harus menjadi pelajaran bersama bahwa tak sepatutnya pejabat pemerintah mengumbar kebiasaan yang kurang patut di sembarang tempat. (Sylvianita Widyawati /Eko Darmoko)

Senin, 14 Maret 2011

It took two professors..


Tarik sini, ikat sana...

two teach me how to wear Sari :)
Thank's to Prof. Urmila Tathe & Prof. Anita Kotwani

Date: July 2010
Location: World Health House, New Delhi, India

Sabtu, 12 Februari 2011

Oooo.....




Paruh pertama ujian sudah berlalu.. :)



Beberapa hari sebelum ujian ada email masuk. Isinya? soal - soal ujian tahun lalu, berbagai mata kuliah :) Hehe.. jadi ingat jaman S1,  berburu "soal-soal tahun lalu" yang dirasa sangat berharga, pokoknya intan berlian menjelang ujian tuh.. :D

Maka saya pun semangat menjawab,"Makasih ya Pakkk.."
Dalam hitungan jam, datang jawaban lagi:

"Itu soal-soal dikirim untuk dijawab, tolong bikin jawaban untuk semuanya, yang benar dan komplet, habis itu dikirim balik ke saya.."

"Oooooooooooooooo....,"  tanpa terasa saya manggut-manggut sambil mulut saya membentuk huruf O sempurna.

*Berasapalingbegosebonbin*

 Gambar dicomot dari sini



Maklumat: Setelah sepekan lebih pingsan-pingsan melulu, hari ini Hapeku mati ti. Udah di tekan power on, dielus elus, dipijet, dibanting, tetep mati. Jadi kalo sms ga masuk nelpon ga masuk.. jangan marah ya.. tinggalkan saja pesan di sini atau di fb, atau kirim email. Sekian dan terima kasih. :)

Senin, 07 Februari 2011

Bagaimana mungkin pembantaian dianggap musibah?

http://www.detiknews.com/read/2011/02/07/215632/1562139/10/gubernur-banten-penyerangan-warga-ahmadiyah-adalah-musibah
Bagaimana mungkin keberingasan itu hanya dianggap musibah? Banjir lahar dingin yang melanda tanah kami adalah musibah, namun pembantaian adalah tindakan kriminal!
===========================================

Senin, 07/02/2011 21:56 WIB
Gubernur Banten: Penyerangan Terhadap Warga Ahmadiyah Adalah Musibah
Muhammad Taufiqqurahman - detikNews

Jakarta - Jemaah Ahmadiyah yang diserang sekelompok orang di Desa Cikeusik, Pandeglang, Banten telah menewaskan tiga orang. Menurut Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah peristiwa ini adalah musibah yang di luar kekuasaan pemerintah untuk mencegahnya.

"Ini musibah, di luar kekuasaan kami sebagai manusia," kata Atut usai mengikuti rapat kerja terbatas dengan Menko Polhukam di kantor Menko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Senin, (/2/1/2011).

Karena musibah, Atut enggan Pemerintah Banten disebut telah kecolongan dalam peristiwa tersebut. "Sekali lagi Muspida Pendeglang telah mengevakusi pimpinan dan istri. Tapi di malam hari ada yang datang," tutur Ratu Atut.

Apalagi, TNI/ Polri dengan sigap mengamankan keberadaan Ahmadiyah. Namun di luar dugaan terjadi serangan kepada Ahmadiyah. "Ini di luar dugaan. Masyarakat Cikeusik 25 orang (yang mengikuti Ahmadiyah). Tapi keberadannya aktif dan memicu masyarakat setempat," tegas Ratu Atut.

Kini, Pemprov Banten telah menyediakan anggaran untuk kesehatan dan siap menanggung kerusakan yang dialami warga. Selain itu pihaknya juga akan mengusut tuntas alim ulama yang menjadi pemicu anarkis tersebut.

"Ini seperti bencana yang tiba-tiba. Yang melibatkan warga Ahmadiyah," tutup ratu Atut.
(asp/mok)

Loading tiada akhir... hoahemmm...

Kamis, 03 Februari 2011

Jeritan Sunyi di Kelas Advokasi

Berbeda dengan mata kuliah lain yang relatif dibawakan dengan konvensional, one way lecture, atau rada -rada two-ways dengan sedikit kesempatan bertanya di ujung kuliah, maka kelas advokasi lebih "berwarna". Isu isu aktual dimunculkan lewat tayangan film, slides, poster iklan, atau berita dari media. Diskusi sudah dibuka sejak awal, sehingga suasana kelas lebih aktif, relatif agak berisik, dan egaliter. Menjelang kelas dimulai, tidak kelihatan mahasiswa berlarian masuk kelas karena ketakutan kalau keduluan Dosen dan kena tegur, tapi kelas tetap penuh. Rugi kalau sampai telat di kelas unik ini.

Nah, minggu lalu, di kuliah terakhir menjelang ujian, ditayangkan film pendek tentang aborsi, the Silent Scream (Jeritan Sunyi). Film kontroversial ini menyajikan fakta tentang step by step prosedur aborsi dan tayangan life real time dari layar USG ketika dilakukan aborsi terhadap janin berusia 12 minggu.
===========================================

Kapankah sebuah janin dikatakan hidup?
Ada berbagai pendapat tentang penentuan masa itu, masing-masing dengan argumentasinya. Namun dalam film ini, kita bisa melihat bahwa janin berusia 12 minggu itu telah lengkap berbentuk manusia, dengan jantung yang berdenyut 140 kali per menit. Ketika instrumen untuk aborsi berupa suction tenaculum mulai mendekati kantong amnion yang melindungi janin, janin bergerak menjauh. Dapatkah ini menjadi bukti bahwa janin mempunyai naluri menjauhi bahaya? berarti, hidupkah ia? Denyut jantungnya meningkat hingga 200 x. menit..
Lalu ketika akhirnya kantong telah robek dan ciran amnion keluar, datanglah saat kematiannya, ketika alat suction menghisap tubuh mungil janin, menghancurkannya dan menghisapnya hingga lenyap dari rongga rahim. Selesai?

Ternyata tidak. Ada bagian yang tidak dapat masuk ke suction karena terlalu besar. Ya. kepala janin, terlalu besar untuk dapat dihisap begitu saja, sehingga harus dilakukan prosedur lain untuk mengeluarkannya. Instrumen lain pun masuk untuk "menangkap" dan menjepit kepada yang telah terpisah dari badan ini, kemudian dengan sekali tekan, klem ini menghancurkan kepala janin untuk selanjutnya di-suction keluar rahim. Rahim dibersihkan, dan proses aborsi selesai.

Dengan narasi dan tayangan USG yang cukup jelas, film pendek ini menguak sisi gelap aborsi, bahwa ia tidak lain adalah bentuk kekerasan. Pembunuhan, mutilasi, dan pemusnahan, digabung dalam satu tindakan yang secara etis ilmiah mungkin saja legal. Mungkinkah kita dapat hidup normal, menjalani hari demi hari tanpa beban setelah terlibat dalam perbuatan seperti itu?

Tentu saja, selalu harus ada dua sisi dalam satu cerita. film ini dituduh telah mendramatisasi proses aborsi, dengan mengatakan bahwa terbukanya mulut janin ketika pproses aborsi dilakukan dikatakan "seperti menjerit". Para ahli pendukung "pro-choice" mengatakan bahwa film ini menyesatkan karena dalam usia semuda itu, sensasi nyeri belum terbentuk, sehingga janin tidak merasakan apapun. Namun tetap saja, nyeri atau tanpa nyeri, aborsi tetap menyisakan kengerian.

Kontroversi tetap berkepanjangan tentang aborsi, diakui atau tidak. Tidak berbeda juga yang terjadi di negeri ini. Seperti lazimnya hal-hal sensitif di negeri ini, maka lebih baik diam, tidak membicarakan, dan tidak berbuat sesuatu daripada mencari solusi. Klinik aborsi menjamur, istilah aborsi disamarkan menjadi, disedot, atau digugurkan, namun aborsi tetap ada, dan angkanya cukup besar. Membayangkan sekian banyak janin mengalami nasib mengenaskan seperti dalam film ini, seharusnya cukup menggugah hati nurani kita untuk mempertanyakan kembali, apa yang dapat kita lakukan. Cukupkah hanya berdiam diri saja? Tidak hanya aborsi oleh pasangan pra nikah, remaja, atau mahasiswa saja, namun pikirkan juga aborsi di dalam pernikahan. Berapa banyak pasangan yang melakukan aborsi karena gagal KB, jarak kehamilan yang terlalu dekat, atau alasan lain?

====================================================

Ketika tayangan film pendek ini berakhir, kelas mendadak senyap. Beberapa mahasiswa bahkan kelihatan membasah matanya. Apapun kontroversi yang muncul di awal kelas tadi, rasanya telah terjawab. Aborsi memang mengerikan.


Note: The Silent Scream dapat diunduh lewat youtube.
Gambar janin 11 minggu diambil dari http://www.silentscream.org/silent_e.htm

Kamis, 20 Januari 2011