
http://wiwid2612.multiply.com/journal/item/4?mark_read=wiwid2612:journal:4&replies_read=6
"Puyeng.. mikir Asisten.." demikian gerutu Ismu a.k.a wiwid a.k.a gembul. Sekadar membaca curhatannya saja sudah cukup ikutan puyeng:
===========================================
......
Ternyata dugaan kami benar, belum genap sebulan umur anak kami, si A minta pulang kampung dg alasan anaknya sakit keras (sdh bbrp kali dia minta ijin pulang tp istriku tdk membolehkan, karena masih jd tanggungan Yayasan selama bekerja 3 bln dan menurut keterangan Yayasan via telp, anaknya si A tidak sakit). Akhirnya, dengan pertimbangan kemanusiaan kami memulangkan si A tsb dengan memberinya pesangon selain gajinya yang sebulan.
Jadi lah kami kelabakan cari pengganti baby sitter (BS) karena anak kami belum genap 2 bulan umurnya. Karena harus gerak-cepat, kami menelpon beberapa yayasan penyalur BS di kota kami dengan harapan segera mendapatkan BS yg baru. Kemudian, salah satu yayasan yg kami telpon menawarkan kriteria BS yg kami perlukan, dan dengan segera istriku pergi ke yayasan tersebut untuk menjemputnya. Sebut saja si U namanya. Rada tenang karena minimal istriku masih cuti melahirkan ada yg menemani di rumah.
Baru dua hari si U bekerja, rupanya aku dan istriku mulai gak "comfort" dengan tingkah dan pekerjaan si U karena dia tidak pernah mau menyuci piring bekas makanannya dan tidak pernah mau pula membantu menyucikan popok/baju anak kami, katanya "ini bukan pekerjaan BS".
..........................................................
Selain itu si U juga suka membandingkan kami dengan majikan yg dia ikuti sebelumnya dan mengatakan bahwa kalo majikan sebelumnya suka membawanya jalan-jalan ke mall dan setiap hari diberikan uang 10 ribu, meskipun untuk itu dia harus siap bekerja 24 jam.
........................................................
Istriku menelponku bahwa suami si U datang bersama 2 orang temannya yg badannya besar2, aku langsung panik & cepat sarankan istriku utk segera panggil satpam perumahan. Untunglah kemudian tidak terjadi peristiwa yg tidak diinginkan selain hanya si U hanya minta waktu utk keluar rumah beberapa jam dengan alasan ngantar suami beli kebutuhan anak. Seminggu kemudian, saat weekend dan aku di rumah, suami si U kembali datang, kali ini dia datang dengan membawa anak & seorang temannya. Seperti dugaanku, setelah basa-basi sejenak, dia minta dicarikan pekerjaan, dengan alasan anaknya butuh biaya!
Excuse me...anak kami juga lagi butuh biaya!
......................................................................................
=======================================
Kalau mau lebih puyeng lagi, silahkan klik link di atas untuk kisah selengkapnya :) Ternyata urusan asisten bukan melulu urusan para ibu.
Maka, wahai para Ibu, para Bapak yang jauh sudah pengalaman soal urusan satu ini, tolong saran dan masukannya ya..Biar "bapak baru" satu ini nggak puyeng lagi..
gambar dari sini