Kamis, 11 Februari 2010

Pagiarisme oleh Akademisi di Jakarta Post.. Prihatin!


http://bandung.detik.com/read/2010/02/09/120936/1296153/486/isu-plagiat-menyeruak-the-jakarta-post-tarik-artikel-profesor-dari-unpar
Prihatin.. what else? Mau jadi apa dunia pendidikan kita kalau panutannya saja seperti ini?
===========================================================

Kopipas dari detik.com
Bandung - Harian The Jakarta Post memasang pengumuman yang tak biasa pada Kamis 4 Februari 2010. Pengumuman bertajuk 'Plagiarism' itu berisi penarikan sebuah artikel yang ditulis seorang profesor dari Universitas Parahyangan, Bandung. Artikel itu dinilai menjiplak tulisan dari sebuah jurnal ilmiah Australia.

Artikel yang ditarik itu berjudul 'RI as a new middle power?' yang ditulis Prof Anak Agung Banyu Perwita dan telah dimuat pada 12 November 2009. Redaktur The Jakarta Post kemudian menemukan artikel tersebut mirip dengan tulisan Carl Ungerer.

Carl menulis artikel ilmiah berjudul 'The Middle Power Concept in Australian Foreign Policy'. Artikel ini diterbitkan dalam Australian Journal of Politics and History: Volume 53, Number 4, pada tahun 2007. Itu artinya dua tahun sebelum tulisan Banyu Perwita.

"Baik dalam konsep pemikiran dan frase yang digunakan, sudah jelas bukan karya orisinil dari sang penulis (Banyu Perwita-red)," demikian pernyataan The Jakarta Post, Kamis (4/2/2010).

Tha Jakarta Post menegaskan telah terjadi plagiarisme dan penjiplakan terhadap pemikiran orang lain secara serius. "Kami dengan ini menarik artikel Anak Agung Banyu Perwita dan meminta maaf kepada pembaca khususnya kepada Carl Ungerer," demikian The Jakarta Post.

Artikel Banyu Perwita ini menyulut kontroversi di dunia maya. Berbagai forum sudah mempermasalahkan tulisan ini bahkan mereka menampilkan artikel asli sebagai pembanding untuk membuktikan plagiarisme itu. Bagi kalangan akademisi, plagiarisme adalah sebuah tindakan yang paling buruk dan tercela.

(fay/nrl)

24 komentar:

  1. mungkin nemu setelah googling, lalu copy-paste. budaya masa kini. :P

    BalasHapus
  2. Ini juga copy paste lho mas Tian.. tapi diakui kalo cuma nge-link dan ditulis sumbernya.. :D

    BalasHapus
  3. wong pinter we ngunu, po neh sing bodo koyo aku...

    BalasHapus
  4. ya beda. soalnya ini bukan artikel untuk dimuat di media massa (yang ada honornya) --seperti yang sang profesor lakukan. :D

    BalasHapus
  5. malah ora ngunu, Mase.. lha ketoke blog-e njenengan kabeh barang ori je...

    BalasHapus
  6. BIarpun nggak ada honornya, plagiarism di blog juga nggak etis lho.. harus disebutkan sumbernya kalo mau ngutip..

    BalasHapus
  7. lha, bukannya tadi disebutkan sumbernya: dari detik.com? :P

    BalasHapus
  8. wong pinter kok plagiat. apa kata dunia?

    BalasHapus
  9. iyaaaa.. yang ini memang bukan plagiarism :D :D

    BalasHapus
  10. ho-oh.. gek pake bawa bawa nama almamater..

    BalasHapus
  11. kemaren2 aku baca ini juga di detik ma MI, KAGET!!!

    BalasHapus
  12. wah.... seluruh dunia sudah tahu dong.. kebayang malunya..

    BalasHapus
  13. gimana dia bisa dapet gelar profesornya ya...
    jangan2 tesis2 dan tulisan2 ilmiah terdahulu bukanlah murni hasil pemikirannya, bahkan jangan2 bahan skripsiS1nya dulu nyari di shoping jogja :-D
    ngisin2i wae

    BalasHapus
  14. iya.. sakke .. di kampusnya pasti sudah runtuh kepercayaan orang terhadap Beliau. Reputasi kok dirusak sendiri..

    BalasHapus
  15. itu bukan plagiat, cuman copy - paste

    BalasHapus
  16. Iya.. ini plagiarisme artikel koran, kalau yang belakangan di Riau itu sak-buku plek..

    BalasHapus