Minggu, 21 Maret 2010

Jejaring Sosial di Mata Seorang Tukang Becak


http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/02/08/0503335/jejaring.sosial.di.mata.seorang.tukang.becak
Memang benar, tulisan di bawah ini adalah tulisan Mas Harry, seorang tukang becak di Jogja, yang belakangan ramai dibicarakan karena kiprahnya di berbagai jejaring sosial. Bukan hanya sebagai narasumber yang laris diwawancarai berbagai media, mas Harry pun aktif menulis. Berikut ini SALAH SATU contoh tulisannyadi KOMPAS:
=======================================

Jejaring Sosial di Mata Seorang Tukang Becak

Senin, 8 Februari 2010 | 05:03 WIB

Mungkin bukan sebuah pilihan yang membanggakan bagi sebagian besar masyarakat kita. Namun, keputusan menjadi tukang becak adalah yang paling mungkin bagi saya waktu itu, selain cepat bisa memberikan hasil, pekerjaan itu tidak perlu syarat macam-macam seperti halnya mencari pekerjaan yang lain.

Apalagi dengan hanya berbekal ijazah SMA dan tidak punya bekal keterampilan apa-apa akan sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan dengan cepat. Selain itu, sebelum tahun 1990-an di kota Yogyakarta profesi tukang becak masih cukup lumayan menghasilkan uang untuk membantu menghidupi keluarga.

Dalam perjalanan waktu saya merasa ingin lebih dari sekadar tukang becak dan mengikuti saran seorang teman, saya mulai melirik untuk mengangkut para turis yang banyak berkunjung ke Kota Gudeg itu. Bekal bahasa Inggris dari sekolah SMA sudah cukup mampu untuk berkomunikasi dengan para turis asing dan ini yang membedakan tukang becak lulusan SMA dengan mereka yang tidak makan sekolahan.

Satu kelebihan lainnya adalah bekal memahami kemajuan zaman. Sekalipun hanya seorang tukang becak, saya mulai tertarik dengan bidang komputer. Saya mulai menggandrungi dunia internet pada tahun 1994, ini juga berkat dorongan seorang langganan saya dari Amerika yang sering berkunjung ke Yogya.

Bule itu meminta saya untuk membuat alamat e-mail agar memudahkan komunikasi dan dia mengajak saya ke warnet untuk membuat account e-mail. Sejak saat itu saya rajin ke warnet di kala senggang untuk belajar ngenet, saya mencoba mengakses apa saja, mulai dari membuka situs porno, main catur, sampai mencari kawan.

Berikutnya mulai meningkatkan dengan ikut melakukan chatting di mIRC dan Yahoo Messenger. Dari situ saya mulai mendapatkan banyak teman, baik di Indonesia maupun dari luar negeri, dan rata-rata mereka menganggap bercanda apabila saya mengatakan profesi saya adalah becak driver.

Dari teman-teman itulah saya mulai mengenal jejaring sosial, entah sudah berapa banyak yang saya ikuti, bahkan account dan password hanya beberapa yang masih saya ingat. Beberapa jejaring sosial yang masih saya ikuti sekarang antara lain Friendster, Flixster, Hi5, Tagged, Twitter, dan Facebook.

Jejaring sosial

Semula Friendster bagi saya merupakan pelengkap dari chatting karena di situ ditampilkan profil dan foto-foto. Pada setiap chatting kami berbagi Friendster dengan kenalan baru sehingga ada sekitar 432 orang di situ. Namun, lama-kelamaan membosankan juga setelah muncul yang aneh-aneh dan account palsu sekadar untuk ngerjain orang lain.

Pelopor

Friendster dianggap sebagai pelopor jejaring sosial yang muncul pada tahun 2002 dan mencapai puncaknya dua tahun kemudian, baru meredup setelah muncul Facebook. Orang akan merasa ketinggalan zaman kalau waktu itu tidak ikutan Friendster, tetapi meredup setelah muncul banyak account palsu, mudah dibobol, dan fiturnya sangat terbatas yang lebih terfokus pada buletin.

Sampai akhirnya muncul jejaring sosial yang baru dan ngetren sejak Barack Obama terpilih sebagai Presiden AS. Dia menggunakan jejaring yang baru itu untuk mendapatkan dukungan dan saya juga ikutan bergabung dengan Facebook. Dan ternyata Facebook lebih oke dan menarik.

Saya mulai bergabung dengan jejaring sosial itu sejak 2008 dan sekarang teman saya di Facebook sudah ada sekitar 888 orang dari seluruh dunia. Saya dengan mudah menemukan teman-teman sekolah saya dulu di situ dan yang penting saya bisa menawarkan jasa saya sebagai tukang becak serta merintis Independent Tour bersama teman-teman di Yogya.

Bahkan saya juga sudah membentuk dua grup di Facebook, yaitu Becak Jogja dan Bellongg Independent Tour. Dari situ sekarang mulai menampakkan hasil, ada banyak teman-teman dari Facebook yang menghubungi saya ketika berkunjung ke Yogya, termasuk merekomendasikan teman-teman lainnya untuk menggunakan jasa saya atau sekadar menanyakan informasi tentang Yogya. Semua itu saya layani dengan sebaik-baiknya.

Bagaimanapun Facebook memiliki fitur yang lebih lengkap, bisa menawarkan jasa atau barang, bisa membentengi dari account palsu dan spam. Aplikasi juga lebih banyak, mulai dari game, kuis setia apa tidak, bisa update setiap saat, ada event yang bisa ditawarkan ke orang lain, seperti party, launching product, sampai pencarian teman yang lebih efisien.

Namun, bukan berarti Facebook tidak punya kelemahan. Bagi yang belum terbiasa akan bingung dihadapkan pada aplikasi yang banyak itu, juga sering sebal karena diajak teman untuk mengikutinya.

Selain itu, menurut studi WatchMouse, sebuah lembaga pengamat situs terhadap 104 situs jejaring sosial yang ada di dunia ini, Facebook dinilai merupakan situs yang paling lelet. Mungkin ini karena terlalu banyak aplikasi, selain penggunanya yang terlalu banyak.

Menurut situs analisadaily.com, jumlah pengguna Facebook di Indonesia per Maret 2009 tercatat sekitar 1,4 juta orang. Ini merupakan terbanyak di Asia dan terbanyak kelima di dunia.

Dalam ber-Facebook ria, selain menggunakan komputer desktop dan laptop, serta iPod, sekarang juga bisa menggunakan ponsel. Ponsel sekarang banyak menyediakan layanan atau menu Facebook. Bahkan ponsel jadul pun bisa digunakan untuk Facebook via SMS, paling tidak ada tiga operator seluler sekarang yang melayani Facebook via SMS, yaitu 3, Telkomsel, dan Axis.

Namun, Facebook SMS punya kelemahan, yaitu interface tidak userfriendly, tidak ada notifikasi lanjutan setelah kita memberikan komentar pada status teman. Sehingga tidak bisa mengikuti perkembangan komentar. Selain tentu juga lelah mengetik di papan keypad yang kecil, apalagi kalau temannya banyak.

(Blasius Haryadi Tukang Becak di Yogyakarta)
======================================================

NB: tulisan mas Harry ini membuat saya yang tidak pernah pede menulis jadi malu.. :). Eh, yang mau kenalan add saja beliau di Fb-nya: Harry van Yogya

31 komentar:

  1. weh... wangun tenan.. lg membayangkan, seandainya KTP itu seperti fesbuk. pasti keren ya. (sori OOT..hehehe)

    BalasHapus
  2. Hmm...jadi tertarik utk mengenalnya, thanks for sharing :-)

    BalasHapus
  3. lha tulisane Mase rak yo akeh to.. kudune sing isin karo Mas Harry ki Professor sing plagiat kae (liat link sebelumnya)

    BalasHapus
  4. ak jg dah pnh baca ttg beliau di kompas mba.. wah hebat ya.. salutt ama beliau

    BalasHapus
  5. iyaa.. aku salut sama tulisannya, enak dibaca runtut, detail.. :)

    BalasHapus
  6. neng ngempi terus.. nggih mirip lah..

    BalasHapus
  7. nate blejar pesbukan, malah otak dadi blong
    arep nulis dadi bingung. yoweslah setia dengan mulkipli wae...

    BalasHapus
  8. aku yo luwih seneng multiply jane.. luwih mencerdaskan :D

    BalasHapus
  9. kayake pernah baca ini tapi lupa dimana ya?

    bahasa tulisnya cen apik.top markotop,sampe bahas user friendly juga :-D

    BalasHapus
  10. ini dimuat di Kompas, Mon.. tp mungkin sudah di link di banyak situs..
    Iya, keren ya.. :)

    BalasHapus
  11. bocahe bar diwenehi laptop seka yayasan sekolahe mBilz, dek mau crita aku...

    BalasHapus
  12. Profesi boleh tukang becak, tapi pergaulannya yang bikin beda hahahaha

    Di kantorku ada seorang OB lulusan SMP yang juga sudah go internasional, segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia maya sudah dijajahnya. Cuman berbeda dengan Kang Harry yang punya dasar pendidikan pendewasaan teman OB ini tidak bisa berkembang lebih karena pemahamannya cuma terbatas teknis belum sampai ranah intelektual.

    BalasHapus
  13. bayanganku KTP ki datane Onlen koyo Fesbuk mbak... kan seru.. misale kudu enek urusan sik butuh KTP tinggal onlen.... trus, nek pas pemilu kan tinggal yo onlen koyo mbukak fesbuk..le milih ra kudu nang TPS.. tinggal klik.. biaya lebih murah.
    ngono..po fesbuk wae di fungsikan sebagai pengganti KTP? gari ditambahi nomer seri. trus digawekne kartune.

    BalasHapus
  14. @ismu: ho-oh, lha kapan kw arep nyumbang aku? nek sms~an model Ngatemi larang je Mu..

    BalasHapus
  15. @Mas T4mp4h: brati akses thd informasi thok ra cukup yo..?

    BalasHapus
  16. @seblat~Rahman: tur oleh gawe akun sak akehe yo.. gelem aku..

    BalasHapus
  17. Thx link nya Mas.. makin salut sama mas Harry.. :)

    BalasHapus
  18. aku sempat pilu, saat lihat foto anaknya yang dititipin ke panti asuhan di Bogor karena mendiang istrinya meninggal waktu gempa tempo hari.

    BalasHapus
  19. Ohh.. sampai sekarang masih dititipkan? Mudah mudahan tetap Tabah yo, Mas Harry sekeluarga.. Amiin...

    BalasHapus
  20. sekarang wes kumpul lagi sama mas-masnya koq. Anak mbarep'e seumuran anakku, prestasi akademiknya bagus banget, bahkan juara di sekolahnya.

    Ogh iya, aku diadd sama Kang Be langsung Mbak. Matur nuwun suggesstionnya di FB.

    BalasHapus
  21. wahh.. Topp..
    Sami sami,.. aku muk kelingan kalian sama sama alumni sekolah lanang kae.. :D

    BalasHapus
  22. bagaimana pun juga, mas harry kan pernah "makan bangku kuliahan" biarpun ndak tamat. :D

    BalasHapus
  23. wes pokoke nggak cuman bangku sing tak pangan...apa aja wong aku pemakan sgala...hahahahaha

    BalasHapus