Jumat, 10 September 2010

Turut berduka atas korban meninggal saat "Open House" di istana


http://www.inilah.com/news/read/politik/2010/09/10/812321/open-house-sby-bawa-korban/
Kopipas dari Inilah.com
===================================================

INILAH.COM, Jakarta - Acara silaturahmi presiden Susilo Bambang Yudhoyono di pintu gerbang istana bawa bencana. Korbannya adalah Jhony Malela, tunanetra asal Sulawesi.

“Iya benar ada yg meninggal di depan karena kecapean,” ujar Petugas Dinas Kesehatan DKI, Teresia Indah Susanti, ketika dihubungi via telpon.

Menurut Indah, Jhony yang berusia 45 tahun, tidak bisa bergerak di antrean tengah warga yang tetap berdesakan dan saling dorong, “Dia nggak bisa mundur karena keinjak-keinjak,” ucapnya.

Ia pun menambahkan, Jhony yang sebelumnya pingsan, sempat diberi oksigen dan bantuan napas oleh tim paramedis sekitar 10 menit. Sayangnya, pria yang tinggal di Cinangka ini keburu menghembuskan nafasnya.

Saat ini jenazah sudah berada di RSCM, didampingi sang istri, Euis Rahmawati, yang juga tunanetra.

Pihak Istana Presiden belum dikonfirmasi terkait korban meninggal ini. Adapun Biro Rumah Tangga Presiden sebelumnya mengatakan Presiden SBY hanya menerima warga di open house sekitar 1.250 orang dari pukul 15.00-17.00 WIB. [ast]
==========================================================

Miris..

8 komentar:

  1. Menyedihkan...
    Kalo "Open House" di rumah Presiden Suinyong nggak bakalan kejadian begini deh Mbak Hida.

    BalasHapus
  2. riyayan we sempet2nya golek tumbal.. hiks

    BalasHapus
  3. si inyong ki sopo je.. mbok aku dikenalke... :D

    BalasHapus
  4. Nek ora sengaja golek tumbal, kok ora diantisipasi sik..
    Neng negara kene ki dadi wong sehat we ora direken po maneh tunanetra..

    BalasHapus
  5. MP-er yang mukanya mirip SBY, di-add aja, orangnya asik tur gemblung kok.
    Yang lebih penting, tunggu aja kejutan pesta blogger Oktober nanti Mbak, he he he...

    BalasHapus
  6. cateeetttt....
    Iki sing ngendika praktisine lhooo....!!! :))

    BalasHapus
  7. maksudku ngene lho mase.. basa endonesa wae yo..
    dalam kerumunan masa seperti itu, entah dalam pembagian zakat, antri sembako, transportasi massal, nonton konser dsb, sangat jelas bahwa kenyamanan publik sangat diabaikan. Tidak ada empati dari penyelenggara bahwa nantinya akan banyak orang, sehingga harus diperhatikan keselamatan dan kenyamanan mereka. Ini dasarnya adalah menghargai manusia sebagai manusia. Apa lah susahnya memberi ruang untuk menunggu yang nyaman, menyediakan tenda, menyediakan air minum, dan memberi perhatian khusus kepada penyandang cacat. SBY dan staf istana dapat belajar dari cara pengelola bus trans-Jogja memperlakukan para penyandang cacat.

    BalasHapus
  8. SBY ki nang Yoja retine KOrem nDemak Ijo mbakkk......
    jaman semana durung ana busway.... dadi ya rung isa sinauuu, sing penting rak lulusan terbaikkkk... :))

    BalasHapus